Benar  jika mengacu pada teori “fitness factor”. Dalam teori tersebut  dipengaruhi oleh beberapa faktor penting, misalnya rasio antara lingkar  pinggang dan paha, yang mengisyaratkan bahwa seseorang memiliki gen yang  bagus dan akan memberikan keturunan yang juga baik.
Namun  sering waktu, kini bermunculan pendapat berbeda yang ingin membuktikan  kebenaran teori tersebut. Adalah seorang penulis bernama Rosalind Arden  dari King’s College, London.
“Saya menganalisa hubungan antara  sperma dan kecerdasan. Sebab, saya pikir jika kita serius terhadap  gagasan fitness factor, kemudian walaupun dua hal tersebut tidak  berhubungan, sifatnya bisa jadi saling berkorelasi,” kata Arden, seperti  dikutip MSNBC, Rabu (28/1/2009).
Gagasan terbesar dari fitness  factor, kecantikan, kesehatan, kecerdasan, kepribadian merupakan hasil  dari kesungguhan diri dalam melakukan fitness. Dengan kata lain, satu  atau sejumlah besar gen yang dilatih lewat fitness, seperti body  symmetry, sedikit banyak juga memengaruhi kualitas sperma.Untuk menguji hal tersebut, sebuah  penelitian berjudul “Vietnam Experience Study” pun dilakukan pemerintah  Amerika kepada para veteran perang Vietnam. Beberapa pria diambil contoh  semen spermanya.
Selanjutnya,  Arden dan para koleganya meneliti data-data yang ada untuk mengaitkan  tingkat intelejensia (IQ) dengan semen. Hasilnya, ada sedikit hubungan  antara tingginya tingkat IQ dengan kualitas semen yang lebih baik.
Jadi,  pria cerdas cenderung memiliki sperma berkualitas baik. Hubungan antara  tingkat IQ dengan kualitas sperma bukanlah hubungan sebab akibat.
Sebab faktanya, tingkat IQ tidak bisa mendorong seorang pria bisa melakukan atau menjadikan mereka lebih baik, apakah itu sperma yang lebih sehat maupun lebih agresif.
Terlepas  dari hasil riset tersebut, disarankan bagi para pria untuk mendapatkan  sperma yang sehat; konsumsilah multivitamin harian, seperti selenium,  zinc, dan folic acid, sebuah nutrisi yang penting dalam menjaga fungsi  sperma tetap baik.
Jangan lupa juga olahraga teratur dan menjaga berat badan dengan latihan beban. Merokok, minum alkohol, stres, dan mengonsumsi steroid dapat merusak kualitas sperma.
Sementara  itu, Douglas Detterman, profesor psikologi di Case Western Reverse  University dan editor jurnal Intelligence menambahkan, sebab akibat  memang masih diperdebatkan.
Gen  mempengaruhi kecerdasan dan sejumlah penelitian telah berhasil  menghubungkan tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dengan kesehatan yang  lebih baik. Sebagai contoh, pria dengan IQ lebih tinggi memiliki  sedikit risiko terhadap risiko serangan jantung koroner. Namun, tak ada  seorang pun tahu mengapa hal ini terjadi.
“Ada  banyak spekulasi. Mungkin saja orang dengan IQ rendah tidak menerima  perawatan yang cukup baik untuk dirinya akibat kemiskinan. Menghubungkan  semua faktor-faktor tersebut memang sangat rumit,” kata Detterman.

 












0 komentar:
Posting Komentar