
Cerita Seks  yang coba saya hadirkan kali ini adalah mengenai bagaimana pengalaman  seks yang saya lakukan dipantai. mau tau gimana cerita seks tersebut ?  simak saja cerita seks yang berikut ini. Seharian  berjalan kesana kemari memang gak ada yang rugi,berbekal uang secukupnya  aku ingin 
bernostalgia menikmati indahnya kota cottage, Semilir  anginnya disini membuat rasa nyaman tak terkendali, biasanya bermukim  didaerah yang penuh polusi tak ada henti. Berhenti sejenak kemari  membuat rasa lain,keindahan suasananya sesaat membawa kita pada fenomona  alam yang luar biasa.Setelah lelah berjubel-jubel ria dengan berbagai  pandangan sekitar wilayah kuputuskan untuk istirahat karena waktu sore  udah tiba,makan malam selesai diloanjutkan mandi truus bobok dikasur  empuk dengan menyalak AC sebagi penyejuk ruangan,lelahpun aku tiadakan  dengan tidur malam penuh mimpi di alam mimpi.Bunga tidur sudah  usai,kubuka mata kusambut dunia,Saat itu masih pagi, sekitar jam 6.30.  Matahari mulai muncul di ufuk timur. Udara terasa di dingin di dalam  kamar dan menembus daster satin tipis yang saya kenakan. Saya sudah  terjaga cukup lama di tempat tidur dan akhirnya bangun juga untuk ke  kamar mandi, sekedar cuci muka dan sikat gigi. Setelah minum kopi, saya  memutuskan untuk berjalan-jalan ke pantai di belakang cottage tempat  saya menginap.Kebetulan cottage ini mempunyai pantai  yang secluded tapi indahnya luar biasa. Saya berlibur sendirian di sini  karena memang tujuannya untuk menyendiri, mumpung kuliah juga masih  libur. Itung-itung refreshing dari kehidupan kota yang bising. Setelah  mengenakan bikini pink, mengambil novel, sunglasses Armani, akhirnya  berangkat juga saya ke pantai tersebut.
Oh ya, sebenarnya risih juga  mendeskripsikan bagian tubuh sendiri, tapi rasanya kurang pas kalau  ‘blank’ tidak ada bayangan apa-apa. Bukan seperti yang anda bayangkan,  nothing special in me.. everything’s in average size.
Usia saya 22 tahun, tinggal di kota S.  Tinggi saya sekitar 160 cm, berat 50 kg. Saya berkacamata minus tapi  lebih sering memakai contact lens. Rambut hitam di-highlight merah  pendek sebahu, kulit saya kuning langsat sebagaimana warna kulit  keturunan China pada umumnya. Untuk ukuran payudara, seperti yang saya  bilang tadi, rata- rata, tapi cukup bulat dan padat. Kecuali paha saya..  ukurannya lumayan tapi proporsional kok. Dari itu semua yang paling  saya sukai adalah leher saya yang jenjang dan sensitif serta pinggul  saya yang membuat siluet tubuh saya lebih ‘pas’.
Anyway, setelah jalan beberapa menit,  sampailah saya di pantai itu. Masih sepi sih kalau pagi begini, mungkin  orang-orang masih baru bangun atau sedang breakfast. Biasanya di pantai  ini memang sudah umum orang bertelanjang, malah jika ada yang ingin ‘ML’  disitu pun tidak dilarang kok. Karena tidak ada partner dan tidak ada  pikiran kesitu, sayapun cuek saja, pokoknya mau santai nih ceritanya.  Setelah menggelar handuk pantai, saya pun rebahan, tengkurap sambil baca  novel Harlequin yang saya bawa tadi. Saya memang penggemar novel  Harlequin, jadi ke mana- mana bawaannya novel- novel itu saja. Ceritanya  bagus, sering nyerempet-nyerempet malah, dan itu yang bikin tambah  asyik.
Baru 10-15 menitan tenggelam dalam  novel, tiba-tiba saya terganggu dengan bayangan yang menutupi halaman  yang sedang saya baca. Kontan saja saya langsung mendongak sambil  mengernyit silau. Maklumlah, sunglasses saya kacanya tidak begitu gelap,  jadi kadang masih sedikit silau. Akhirnya bersuara juga tuh si pemilik  bayangan, “Sorry, Do I interrupt you?”. “Yes, if you keep standing  there,” jawabku judes, abis kesel sih konsentrasiku terganggu. Mendengar  jawaban ketus begitu orang tersebut tidak marah, malah tersenyum dan  bergeser ke sampingku dan berbaring di situ. “Kalo di sini nggak  menggangu kan?” tanyanya. “Oh, nggak pa-pa kok,” jawabku sambil  tersenyum. Abis dia cakep sih, badannya tinggi atletis, dadanya bidang  dan rambutnya kecoklatan, kalau warna mata sih masih belum kelihatan,  abis sunglasses yang dia pakai gelap sekali. Dia memakai celana renang  Speedo yang segitiga, warna biru muda, sexy sekali. Dijejerin cowok  cakep begini lumayan asyik sih tapi nervous juga, akhirnya novel tetap  dibuka tapi tidak kebaca isinya. Sejauh ini dia masih cuek saja, tidak  melakukan tindakan apa-apa.
Tiba- tiba dia duduk (sedari tadi  tiduran) dan menyapa saya, “Hai, saya Steve. Nama kamu siapa dari tadi  kok diem terus, emangnya novelnya seru bener ya?” Lumayan seru sih,  sebelum kamu datang, batinku. “Ah nggak kok biasa aja. Kenalin, saya  Sandra.” “Nama kamu manis deh, persis ama orangnya,” jawab Steve. Saya  cuma tersenyum sambil say thank’s saja dan mulai berpikir kalau orang  ini ada maunya kali. Benar saja, dia minta tolong untuk mengoleskan  suntan oil di punggungnya.
Nih orang berani amat.. siapa takut.  Saya ambil botol minyak dari tangannya lalu saya tuangkan sedik it di  tangan dan saya oleskan ke punggungnya. Sambil senyam-senyum dia bilang  kalau olesan saya mantap dan rasanya tangan saya cocok sekali di  badannya. Tuh kan para cowok memang hobby ngegombal. Saya kira setelah  itu selesai, ternyata tidak semudah itu lolos darinya. Karena saya sudah  membantunya akhirnya dia menawarkan untuk mengoleskan suntan oil itu ke  badan saya.
Alasannya sih karena dia lihat saya  belum memakainya dan sayang kalau kulit saya yang mulus ini terbakar  sinar matahari. Kembali sikap yang ‘gentleman’ menang. Pertama sih, dia  mengoleskan di punggung saya, pelan- pelan sambil dipijat. Enak banget  deh rasanya. Karena ada tali bikini, dia bilang nggak enak kalau nggak  dilepas dan dia menawarkan untuk membantu melepaskan ikatan tali  bikiniku. Namanya bikini kan cuma seutas tali pegangannya, topless deh  saya sekarang. Sudah telanjur basah sih, terusin saja.
Sambil memijat-mijat, Steve bilang kalau  dia suka sekali terhadap pinggul saya dan dia pijat pelan- pelan. Saya  pun mengerang pelan, karena saya pinggul saya cukup sensitif, jangankan  dipijat, dielus saja bisa bikin on kok. Melihat respon saya, Steve malah  tambah berani.
Karena dapat lampu hijau, tangannya pun  mulai turun ke paha saya yang makin panas dingin. Ternyata tangannya  yang pada awalnya mengelus paha, mulai mencari-cari. Otomatis saya buka  kaki saya dan dia mulai menyingkap tali celana bikini saya. Jarinya yang  besar itu berusaha masuk ke lubang kemaluan saya. Mana mungkin saya  diam. Saya memang enjoy sih dikasih permainan jari oleh cowok, tapi  tidak terlalu suka masturbasi. Tangan Steve yang licin karena minyak,  tambah licin lagi kena juice dari liang senggama saya.
Setelah 10 menit bermain dengan jari  Steve yang diwarnai dengan desahan dan teriakan dari mulut saya akhirnya  saya mendapatkan orgasme. “You owe me one,” kata Steve sambil tersenyum  manis. “OK, it’s your turn to get one too,” jawabku. Sudah terlihat  kejantanan Steve yang mengeras dan mengintip di bagian atas Speedo- nya.  Kelihatan sekali size-nya yang di atas rata-rata, sudah faktor genetis  kali ya kalau average size-nya orang bule di atas orang Asia.
Anyway, performa tetap lebih penting  daripada ukuran khan? Para cowok setuju nggak nih? Saya mulai melepas  celana bikini saya dan dia pun melepas celana renangnya. Wow.. nggak  kuat nih.. ternyata benar dugaan semula. Dan nggak cuman gede tapi juga  keras. Setelah menjilati kejantanannya sebentar, akhirnya saya  membimbingnya masuk ke ‘sarang’nya. “Aaahh..” kita berdua menjerit  (untung masih sepi) “Gila, memek kamu rapat amat.. licin tapi rapat,”  kata Steve.
Tidak cuma Steve yang keenakan, saya  juga sih. Rasanya punya dia seperti masuk sampai mentok deh, 20 cm sih,  diameternya besar lagi. Steve senang mmemainkan payudara saya. Dicium,  dipilin-pilin, dicubit dan dielus-elus. Selama ini saya di atas, dia  menikmati tiap goyangan naik turun yang saya buat. Dia terlihat enjoy  sambil menyaksikan gerakan payudara saya yang seirama dengan goyangan  tubuh saya, semakin terasa saat dia ikut bergoyang seirama dengan saya.  Tiba-tiba dia berguling dan membuat saya berada di bawahnya. Kaki saya  diangkat ke bahunya dan dia memasukkan kejantanannya lebih dalam lagi.
Saya pun semakin menjerit-jerit liar,  “Aaahh.. Steve please, cepetin dong.. ahh.. oh.. oh..” Keringat  membasahi tubuh kami berdua. Sexy sekali kelihatannya, tubuh kami  mengkilap oleh keringat dan minyak di bawah siraman sinar matahari pagi.  Steve merasakan otot-otot kewanitaan saya mengejang dan sesaat kemudian  muncratlah cairan hangat dari dalam, bersamaan dengan itu Steve pun  mencabut kemaluannya dan memuntahkan isinya di atas perut dan payudara  saya.
Warm, smells good dan taste good too.  Saya ratakan cairan steve di kedua payudara saya dan setelah itu saya  jilati jari-jari saya yang basah. “Kamu keliahatan sangat seksi dan  menantang saat kamu menjilati jari-jarimu, enak kan maniku?” tanya  Steve. “Sungguh nikmat dan membuatku seakan melayang di langit ketujuh,”  jawabku sambil tersenyum nakal. Kami berdua berbaring sejenak dan  kemudian memutuskan untuk berenang di pantai. Sungguh nikmat bercinta  pada pagi hari di alam terbuka.
 












0 komentar:
Posting Komentar