Seorang wanita cantik telanjang keluar  dari kolam berenang. Ia melenggang santai, tanpa terlihat risih  berjalan mengitari kolam menuju kursi yang berjejer di tepian. Tidak  lama berselang, gadis remaja berwajah lugu dengan postur bugil sedikit  berlari melintas menuju kamar ganti usai berenang. Wanita-wanita yang  tampak ‘bugil’ tersebut bukan orang gila. Mereka juga bukan kaum  ekshibisionis yang gemar memperlihatkan tubuh telanjang.
Sesungguhnya  mereka mengenakan pakaian renang. Namun, tubuh mereka jadi tampak  telanjang hanya korban dari kecanggihan teknologi kamera tembus pandang  yang terpasang di handphone (HP). Baju renang yang mereka pakai justru  menjadi bahan sempurna yang dapat ditembus sinar infra merah.  Handphone dengan kamera xray built-in itu memungkinkan para perempuan  terlihat sia-sia menutupi tubuhnya dengan pakaian renang atau senam yang  umumnya terbuat dari bahan sintetis.
Kamera  tembus pandang! itu bekerja pada tinta, bahan-bahan sintetis seperti  baju renang, baju senam, original silk (sutera asli). Tapi tidak  berfungsi pada bahan lain seperti nilon, katun dan jins. Tidak ada  sistem on/off untuk Xray, jadi HP tembus pandang akan selalu keadaan on,  tetapi hanya berefek pada bahan sintetis. Target banyak terdapat di  kolam renang, gym/fitness, pesta, dancer.
Tidak  sulit mendapatkan perangkat ‘nakal’ tersebut. Bahkan dalam satu iklan  yang terpampang jelas di sebuah situs internet. Dilengkapi dengan tarif  modifikasi yang dibutuhkan untuk setiap HP. Biayanya, minimal satu juta  rupiah untuk jenis Nokia 3660 dan Sonny Ericson K500. Untuk spesifikasi  HP yang lebih canggih seperti Nokia 9500 atau XDA O2, diperlukan biaya  sebesar dua juta rupiah. HP akan dirombak total, karenanya lupakan  garansi jika kelak HP bermasalah.
Peminatnya  tidak sedikit. Menurut Edu, penjual peranti tersebut, peminat HP tembus  pandang berasal dari berbagai kalangan. “Harganya! kan tidak terlalu  mahal, tetapi yang beli memang punya niat jahil betul. Tiap hari ada  saja! yang beli,” tambahnya sambil tertawa Menurutnya, kebanyakan  peminat HP jenis itu memang laki-laki. Target mereka jelas, meneropong  para perempuan yang di kolam renang umum dan tempat senam atau fitness.  Karena di tempat itu, para kaum hawa memang menggunakan bahan pakaian  yang memungkinkan untuk ditembus hingga ke permukaan kulit.
“Teknologi  sih memang gila kalau dikuasai orang-orang yang tidak berakhlak,”  komentar pengamat teknologi informasi, Ono W Purbo blak-blakan, Jumat  (10/06). Padahal, tadinya teknologi inframerah yang digunakan untuk  menembus lapisan penghalang kulit hanya digunakan dalam teknologi  militer.
“Teknologi itu biasanya  dipakai dalam pengintaian malam hari. Secara sederhana, sinar infra red  akan menangkap panas dari tubuh. Jadi, tubuh akan terlihat jelas meski  dalam keadaan gelap,” paparnya. Namun yang berkembang, teknologi semacam  ini digu! nakan untuk hal-hal yang menjadikan kaum perempuan sebagai  korban.
Adalah Kaya Spesial  Optic, Inc, sebuah perusahaan asal Jepang yang mengenalkan produk yang  disebut “Infrared See Through Filter PF”. Perusahaan yang mengkhususkan  diri pada alat optik selama 30 tahun itu memproduksi sebuah alat yang  dapat menembus pandangan dibalik permukaan objek. Pada dasarnya, apa  yang dilihat manusia adalah pantulan cahaya yang merepresentasikan  bagian terbatas dari spektrum elektromagnetik. Ada syarat yang harus  dipenuhi sebuah objek agar dapat terlihat mata manusia normal, yaitu  panjang gelombang. Radiasi sinar nframerah tidak terlihat mata manusia  normal karena panjang gelombangnya tidak memenuhi syarat. Plastik  merupakan bahan yang dapat membelokkan radiasi inframerah masuk ke dalam  klasifikasi gelombang terlihat.
Sementara  baju renang dan senam terbuat dari bahan sintesis pabrik yang pada  dasarnya adalah plastik. Akibatnya, jika sinar inframerah dikenakan pada  permukaan sintetis, maka ia akan membelokkan gelombang sesuai dengan  prasyarat mata normal. Selanjutnya, pantulan permukaan kulit dibalik  baju berbahan sintetis akan terlihat jelas. Kebebasan untuk berenang di  tempat umum atau berlatih kebugaran di pusat fitness menjadi terampas.  HP yang dilengkapi dengan perangkat tersebut dapat digunakan kapan saja  di tempat umum tanpa terlalu mencurigakan. Kegiatan merekam dan kemudian  disimpan dalam memory card tidaklah hal yang rumit. Penyebarannya lebih  mudah lagi. Transfer data yang didukung oleh kemudahan teknologi,  dinikmati oleh sebagian besar pemilik HP.
Penikmatnya  juga tidak sedikit. “Gue sih seneng-seneng aja kalau punya file seperti  itu. Apalagi gratisan,” ujar Agus, seorang pekerja swasta. Kepemilikan  peranti tersebut tentu legal. Tapi yang menjadi masalah adalah ketika  teknologi tersebut berubah menjadi teror yang mengganggu aktivitas  normal. Sementara mekanisme hukum terlalu jauh di belakang kemajuan t!  eknologi! yang membuka ruang bagi intimidasi.
Kalau  modus kamera tersembunyi di toilet umum atau kamar ganti bisa sedikit  diakali. Sikap hati-hati dan waspada akan semua titik-titik mencurigakan  sebelum menggunakan ruang publik tersebut. Namun, keberadaan HP tembus  pandang tidak seperti kamera tersembunyi HP ini tidak terlihat mencolok  karena modifikasinya tidak akan menghasilkan perbedaan yang kentara  secara fisik. Artinya, kolam renang umum bukan lagi tempat yang  menyenangkan untuk berolahraga atau berekreasi melepas kepenatan.
Teknologi  memang ibarat pisau bermata dua. Kegunaannya dapat menguntungkan  sekaligus mengganggu orang lain Tapi, saat pemanfaatannya merugikan  sebagian orang, akan ada reaksi yang muncul. “Bagaimanapun, yang menjadi  mekanisme kontrol adalah masyarakat,” ujar Onno. Dengan luasnya  informasi yang sampai ke masyarakat, bukannya tidak mungkin akan timbul  reaksi.
Perusahaan raksasa asal  Jepang, Sonny, akhirnya menghentikan! produksi handycam x-ray dan  menarik kembali produk yang sudah dilepas di pasaran. Kebutuhan akan  nama baik sebuah perusahaan besar membuat Sonny mengambil langkah yang  merugi jika dilihat dari sisi ekonomi sebuah produksi.
 












0 komentar:
Posting Komentar